SURABAYA – Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) provinsi Jawa Timur menggelar Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) pada Kamis (3/9/2020).
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum BPP GINSI, Capt Subandi berpesan kepada Ketua GINSI Jatim Bambang Sukadi dan jajaran pengurus lainnya untuk meningkatkan konsolidasi dan perkuatan organisasi agar lebih solid dan kompak ditengah situasi Pandemi virus Corona atau Covid-19 saat ini.
“Dengan begitu kerja organisasi akan lebih bisa dimaksimalkan terutama dalam membantu dan mendampingi pelaku usaha importasi agar tetap eksis dan tidak terjadi kefakuman aktifitas usaha dan menghindari pemutusan hubungan kerja,” ujar Capt Subandi, melalui keterangannya pada Jumat (4/9/2020).
Capt.Subandi mengatakan melemahnya aktivitas perdagangan global imbas Pandemi Covid-19 saat ini telah memengaruhi pertumbuhan ekonomi berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia yang kini dibayangi ancaman resesi.
“Justru itu GINSI minta perhatian pemerintah untuk sektor importasi agar mendapat bantuan pinjaman modal dan kemudahan importasi supaya kegiatan usahanya tetap jalan dan tidak stagnasi yang berakibat pada PHK Karyawan,” ucapnya.
Saat ini, imbuhnya, pemerintah sudah memberi bantuan pada sektor usaha UMKM maupun BUMN. Tentunya usaha menengah seperti perusahaan importir nasional yang saat ini mengalami masalah keuangan juga seharusnya mendapat perhatian yang sama.
Menurutnya, upaya-upaya seperti itu dapat langsung dirasakan menggerakkan perdagangan sehingga ekonomi Indonesia dapat bergerak dan tidak minus atau mengarah pada resesi.
“Termasuk memberi bantuan pada karyawan yg bekerja di sektor itu, baik sembako maupun bantuan lainya yang dapat meringankan beban perusahaan,” tuturnya.
Pemerintah RI melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi, hingga akhir tahun ini, pertumbuhan ekonomi berada di kisaran -1,1 persen hingga tumbuh positif 0,2 persen.
Dengan demikian, perekonomian RI akan masuk definisi resesi secara teknis, yakni perekonomian negatif dalam dua kuartal berturut-turut. Sebab, pada kuartal II tahun lalu, pertumbuhan ekonomi RI terkontraksi cukup dalam, yakni -5,32 persen.(am)
Discussion about this post